![]() |
Credit Photo: Pixabay |
Sekarang ini banyak sekali istri yang bekerja dalam upaya membantu perekonomian rumah tangga. Tentu saja di balik istri yang bekerja, ada suami yang juga bekerja namun tak jarang ada suami yang pengangguran sementara istri bekerja kantoran.
Suami bekerja sendiri pun di sini ada 2 konteks yaitu pekerja penuh waktu yaitu di kantoran atau tergabung dalam suatu perusahaan. Sementara konteks lainnya suami bekerja paruh waktu sebagai freelancer misalnya. Tidak ada yang salah dengan pekerjaan freelancer, malah lebih gampang dalam mengatur waktunya.
Namun yang terlihat keterlaluan manakala suami menjadi pengangguran tanpa sebab yang jelas sementara istri harus banting tulang untuk bekerja. Suami pengangguran itu masih bisa ditoleransi apabila dia baru saja terkena PHK di perusahaannya atau sedang dalam kondisi sakit. Namun setidaknya ada usaha bagi suami untuk mencari nafkah demi anak istrinya karena dia kan kepala keluarga.
Ada kalanya seorang istri merasa terlalu lelah manakala harus bekerja di kantor, sementara di rumah dia juga harus bergelut dengan segala urusan rumah tangga. Bayangkan lho, jadi istri dan ibu rumah tangga itu tidaklah mudah. Apalagi misalnya istri punya suami yang patriarki dimana suami tidak mau turut serta membantu tugas istri. Alhasil semua pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan istri.
Berikut beberapa pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan istri di rumah:
- Mencuci Baju
- Setrika Baju
- Menyapu dan mengepel rumah
- Memasak
- Mengurus keperluan anak dan suami
- Melakukan seluruh kegiatan rumah tangga lainnya seperti mencuci piring, jemur pakaian dan masih banyak lagi.
Memang benar sekarang itu zaman sudah makin canggih, sehingga kita bisa bawa pakaian kotor ke laundry dan beli makanan via online. Tapi kalau tidak punya dana bagaimana? Ya solusinya adalah masak dan mencuci baju sendiri di rumah.
Tapi istri itu bukan pembantu lho! Maka setidaknya ada sekali saja suami bisa membantu dalam membereskan pekerjaan rumah tangga. Apa iya hanya membuang sampah saja suami tidak mau?
Jika ada istri yang ingin resign dari pekerjaan dan fokus menjadi ibu rumah tangga, percayalah bukan dia tidak cinta dengan pekerjaannya melainkan terlalu lelah dengan segala kondisi yang dihadapinya.
Sebenarnya semua itu tinggal kesepakatan antara suami istri saja sih, apakah istri tetap ingin bekerja setelah menikah atau justru memilih resign ketika sudah menikah dan fokus mengurus rumah tangganya. Namun jika ada suami yang melarang istrinya berhenti kerja demi membantu perekonomian rumah tangga, maka menurut saya hal itu keterlaluan sekali.
Bagi istri yang sudah mengandung dan melahirkan anak, maka bekerja merupakan sebuah perjuangan yang harus dilakukannya juga. Bagi istri yang belum punya anak sekalipun, sebenarnya tidak diwajibkan juga untuk dirinya bekerja lho. Kan sudah menjadi tugas utama suami untuk mencari nafkah maka suami pun tidak boleh egois jika istrinya merasa lelah dan ingin fokus menjadi ibu rumah tangga saja.
Jika kalian merupakan istri bekerja yang memiliki niat untuk resign dari pekerjaan, maka ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan agar tidak menyesal di kemudian hari:
1. Mempersiapkan dana darurat untuk diri sendiri
Awal-awal mungkin kamu sebagai istri yang resign dari pekerjaan merasa senang karena sudah tidak ada kewajiban bangun pagi lagi untuk bersiap-siap ke kantor. Tapi lama kelamaan mungkin rasa jenuh itu ada. Dan yang paling berbahaya jika kamu merasa insecure tidak memiliki pendapatan bulanan sebagai seorang istri.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan resign, kamu harus punya tabungan pribadi yang sebaiknya suami tidak tahu. Dengan tabungan itu, kamu bisa membeli keperluan pribadi yang mungkin di mata suami itu tidak penting.
Dana darurat bagi istri yang resign memiliki tujuan agar istri tidak insecure ketik tidak memiliki pendapatan.
2. Tingkatkan skill
Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa produktif meskipun di rumah saja. Oleh karena itu kamu yang ingin resign dan fokus jadi ibu rumah tangga, jangan lupa untuk tingkatkan skill agar tetap produktif meskipun di rumah saja.
Skill yang bisa ditingkatkan ibu rumah tangga misalnya saja memasak, berkebun, menulis dan masih banyak lagi skill lainnya. Skill juga bisa kamu peroleh melalui pelatihan online yang tidak mengharuskan keluar rumah.
Beruntung sekali kita hidup di dunia yang sudah canggih. Jika ingin belajar otodidak sendiri juga sudah bisa, tidak perlu kursus berbayar misalnya. Seperti tutorial memasak yang bisa dipelajari secara otodidak melalui kanap YouTube,
Jadi, istri resign dari pekerjaannya itu boleh sekali karena bukan kewajiban istri mencari nafkah. Selama masih memiliki suami, ya suaminya donk yang wajib mencari nafkah.
Semoga menginspirasi.
Posting Komentar untuk "Bolehkah Istri Resign Dari Pekerjaannya ?"